Denting Waktu
ia hanyalah sekadar hiburan dan keriaan
menyorak diri atas kejayaan
dan kelemahan diri
telah begitu banyak duka-pilu dibelakangmu
telah begitu sekiannya sukaria kau tinggalkan
bumi dan tanahmu di himpit bencana
gerak dan nafasmu di lakar kedurjanaan
kemusnahan dan kehancuran telah kausaksikan
baru sesaat kau rayakan
tanpa sebutir doa memohon restuNya
mensyukuri keberadaanmu di sini
kerana minda dan hatimu
terpaku melihat jarum bergerak
bersama denting waktu
lalu terlimpah-ruahlah cahaya dilingkungan
tenggelam dilautan suara yang kecoh
padat-jejal dengan diri kemanusiaan yang tak terbatas
menyaksi dan menikmati konset
dan melodi yang bukan budayamu
terpesona-lekalah kemanusiaanmu
ditengah-tengah pentas para dewi dan dewa
melena-buaikan rasa para pemuja
atas nama kelahiran tahun baru
yang bukan redhaNya
sedang para mujahid dulu dan sekarang
dengan darah dan airmata
dengan doa dan harapan
dengan segala kesucian iman
menanai waktu dan ketika
bagi sebuah jagat raya
yang dadanya para anbia
yang tasbihnya para wali
yang sujudnya para syuhada
tapi kini telah kau cemarkan
dengan menunggu denting waktu
Abdullah Tahir
1 Januari 2011
0 ulasan:
Post a Comment