Tangan Tergari Berbau Kikir
bagaimana kubisa mengungkap bicara
dalam temaram pelita yang penuh jelaga
ada derita berkampung di bibir kehidupan
tak pernah usai hingga senja menjamah malam
merekalah peribumi yang tidak terbela nasib
setelah berdekad mentekuni tanah tandus
yang dasarnya mengalir air rahmat
mereka tidak bisa menggapai harap
dalam pedih hati dan terkalang mata
tangan-tangan tergari berbau kikir
sedang cacing-cacing aman berlindung
melembab lingkungan
mencipta legasi dengan akal membelit
dalam keberadaannya yang kukuh bersatu
merekalah bakal menimbuni pundak
memutihkan mata para penekun
terjepit dalam ketandusan yang tak terbela.
Abdullah Tahir - 4 Mac 2013.
0 ulasan:
Post a Comment