Batasan Waktu
sempat mendongak wajah ke angkasa biru
berjejaran awan menghiasi haru
dalam kelabu hati yang semakin rindu
kepada yang Maha Penentu
di telapak tangan garisan beribu
tiada siapa tahu apa makna di situ
jejari mulus menghitung satu persatu
bertasbih bertahmid memohon restu
kepada-Nya sujud tawaduk membungkus kalbu
setiap langkah tersusun madah
bukan helah menongkah takdir
andai bayang penentu syahadah
tak akan mungkin iman menjadi goyah
sedang dalil terpeta nyata
masihkah bertegang menentang fakta
dari qalam dan sunnah yang ada
kembalilah ke perbatasan waktu
bersama rindu suci yang syahdu
akan tercerna sebuah keinsafan
setelah melangkah tahun penentu
setiap amal tingkah dan laku
pastinya terhitung satu persatu
saat mulut terkunci bisu
Abdullah Tahir
27 November 2011