disini aku berdiri
disuatu senja
merenung birai hari
meninggalkan sepi
bagai kuntum mawar
hanyut bersama surut sungai
yang entah bila kembalinya
kau kah mawar itu
yang pernah mencatat keindahan
mengukir sejarah ria
bersama kami
setiap hari
dari pagi ke dini hari
jejak hingga ke sore
di kanvas warisan
bernama 'Danau'
sayangnya
aku tidak sempat
menyematmu di dada
cuma harum dan wangimu
singgah dimana-mana
walau jejakmu tetap setia
kami yang tinggal
ada yang tak kenal
sedang kau
adalah wira-wira
berjasa
pada desa dan kota
Abdullah Tahir
Januari 2010
0 ulasan:
Post a Comment