Akankah Kaubersama Kami
kutemui dikau di celah pujuk akhbar
ada kulihat bibirmu bergetar
dan tikas-tikas air di pipimu
tumpah dari takungan kelopak matamu
hatimu tak mampu bertahan
dengan kesedihan hati yang remuk
kerana peristewa mengamuk
dan Newtownpun berubah
lalu berkabung banyak yang lindung
memanglah mereka hijau
sedang mahu mengerti akan kehidupan
bagi sebuah negara besar seperti US
dan pastinya mereka pewaris negaramu
menjadi pembesar yang berkuasa
kau memang wajar berduka
hingga menangis tersedu.
kami bersamamu
bersedih nasib wargamu
atas nama kemanusiaan sejagat
demi nyawa berjasad yang tak tau apa
dan akankah kau bersama kami
dalam sedu dan tangis
dalam kesakitan berpanjangan
dalam merayu dan berdoa memohon ihsan
bagi anak-anak palestin
yang kehilangan segalanya
yang mereka punya
-nyawa
-harta
-ibu
-ayah
-bahkan negara tumpah darahnya
setelah bertahun-tahun kecut dan walang
merimpat dan dhaif di tanah sendiri
akankah kau bersama mereka
dalam tidur dan jaga yang tak menentu
telah kekeringan air mata
telah kekeringan keringat
telah kekeringan darah
dalam menegak dan menuntut haknya
pada sebuah negara bebas Palestin
di mana kau basahkan air matamu
di mana kau basahkan lidahmu
bagi sebuah amalan demokrasi.
Abdullah Tahir - 19 Disember 2012
Wednesday, 19 December 2012
Wednesday, 12 December 2012
Sarat Di Hujung Waktu
perih dadaku menutur bicara
terasa kering liur di mulut
berasap fikir menyusun kata
agar tepung tak berselirak
agar rambut tidak putus
melihat olah tertarik nafsu
ditelan mati bapa
diluah mati emak
semakin sarat di hujung waktu
semakin terbayang keluar pintu
dan kuburpun melambai
rumahpun menyuruh pergi
apa lagi yang tinggal
selain ibadatku kepada-Nya
Abdullah Tahir - 19 November 2010
agar rambut tidak putus
melihat olah tertarik nafsu
ditelan mati bapa
diluah mati emak
semakin sarat di hujung waktu
semakin terbayang keluar pintu
dan kuburpun melambai
rumahpun menyuruh pergi
apa lagi yang tinggal
selain ibadatku kepada-Nya
Abdullah Tahir - 19 November 2010
Saturday, 8 December 2012
Kesementaraan
hanya beberapa waktu berlabuh di sini
dalam rangka mencari dan menimba
ilmu dan pengelaman
atas misi Rancangan Kapal Belia Asia Tenggara
tiba saat menjauhi dermaga
telah tercipta seribu kenangan
aksaranya dibarisi sendu dan duka
yang mampu menitiskan airmata
meski detik itu
terisi dengan dekap dan peluk
lambaian tangan dan jejari
dalam kesementaraan dihubungi oleh pita
berbagai warna
yang menceritakan harapan dan cita-cita
terpendam pada hati dan mata
pastinya yang pergi dan tinggal
sebak dan rindu mendakap di dada
kerana dalam pertemuan yang singkat
hati dan rasa mudah tergugah
oleh keselesaan dan keserasian
yang mengerti
dan faham akan budi dan keikhlasan
lalu terangkai keindahan yang manis
yang entah berputiknya bagaimana
dan kami di sini dalam detak hati
hanya berkata :
Bon Voyage Fuji Maru...
the memories will remains in our heart forever.
Abdullah Tahir - 8 Disember 2012
Wednesday, 21 November 2012
bukanlah suatu istirahat
setelah bersemadi di alam kubur
tapi adalah suatu permulaan
bagi sebuah perjalanan yang panjang
liku dan ranjaunya akan ditempuhi
hasil perjalanan di dunia
kerananya -
cermatilah perjalanan hidup ini
dengan penuh ketakwaan
dan keimanan kepada-Nya
Abdullah Tahir - 22 November 2012
Saturday, 17 November 2012
Pada Bumi Yang Sementara Ini
runtuhan bangunan yang berpuing itu
terlalu dekat pada hati setiap umat Muhammad saw
yang suatu waktu dulu gersangnya pernah dilalui
membuat semakin tebal dan kukuhnya keimanan
para syuhada dan anbia menapak kehidupan
dan semakin dekat pula kemurkaan-Nya
bagi mereka yang mendatangkan kepayahan
penderitaan yang bertemali tanpa hentinya.
lihatlah puing-puing yang hangus berasap
telah menghitamkan setiap hati dan rasa
para umat yang cintakan damai dan harmoni
debu-debu rengsak mengoyak setiap tubuh
menghiris setiap minda yang waras
sedangkan setiap butir pasir di buminya - Pelastin
setiap inci kawasan Gaza adalah mutlaknya
bohongkah sejarah yang murni itu
menidakkan dedaun hijau yang bening
adalah bumi yang sejuk pada jejak-jejak
para syuhada dan anbia.
beraraklah awan-awan damai
limpahkan bebayang teduhmu
pada bumi yang hanya didiami sementara
agar mereka sempat menikmati manisnya ibadah
harumnya udara iman yang masih kental
saat-saat mengESAkan-Nya penuh syukur dan redha
jangan basahkan mereka dengan darah dan nanah
di atas bumi yang mereka ada
dan bersama kemboja yang harum dan dingin
mereka akan damai di sisi-Nya.
Abdullah Tahir - 17 November 2012
Thursday, 15 November 2012
Yang Hakiki
akan kutidakkankah yang hakiki
pada setiap nadi darah dan nafas
pada jasad dan tulang temulang
sedang saat jaga dan tidurku
adalah dalam kekuasaan-Nya
bangun dan mimpiku
terbentuk oleh-Nya
dan siapalah aku
selain menghambakan diri
demi sebuah keibadatan
mendapatkan redha-Nya
Abdullah Tahir - 1 Muharram 1434/15 November 2012
Friday, 2 November 2012
Diserang Walang Dan Resah
satu demi satu kamu tumbang
menghempap tanah tempat kamu berdiri
kamu sebenarnya tidak kuat dan gagah
meski tunjang dan akarmu mencengkam
tempat kamu hidup dan mencari makan
kamu bukan pelindung sebenar
mengawal daratan yang semakin terhakis
kamu hanya indah pada nama dan rupa
dengan kehijauan yang memikat mata
gemersik suara diterjah angin dan bayu
tak mampu bertahan
hanya digisil ombak dan badai di musim tengkujuh
dan landas bermusim
meski kamu dijaga dan dihargai
kerana nilaimu sebagai pohon pelindung
di sini tiada Sandy atau Irene
apalagi Katrina atau Wilma
- Nauzubillahi Min Zalik -
nama-nama mereka cukup indah
dan nyaman disebut
nyatanya kamu tetap tiada upaya bertahan
hanya pada musim tengkujuh dan landas
dan satu demi satu terkapar lagas
menyembah bumi
dan kami di sini diserang walang dan resah
pantai damai dan indah berubah wajah
pasir susur kian ke mari dan mendekat
kamu yang dihargai dan bernilai
pupus lupus tertimbus bersama tanah
hanyut diheret ombak
musim tengkujuh dan landas
dan kami hanya menunggu
dari waktu ke waktu
meski perasaan tak pernah lugu
saat ombak dan badai berlagu
kiranya itu suatu ketentuan dari-Nya
dalam diam dan bisu
doa sajalah pendamai kalbu
Abdullah Tahir - 2 November 2012
Wednesday, 31 October 2012
Sandy, kau ada misi
menggelidah warga yang terbuai
dengan kuasa angkuh pada kemajuan
dan vetonya
pada mereka adalah segalanya
yang tidak dibenarkan selain mereka.
kau datang meski telah diramal
tanpa izin kau limpahkan kekuatan
membawa bersama air laut
memenuhi Sungai East dan Hudson
menenggelami terowong kebanggaan
mencantas hubungan Pulau Manhattan
memutuskan bekalan tenaga dengan kekuasaan
New York City yang elit dan angkuh terpukul
bergelap dan panik mencengkam warga
bergoncanglah pencakar langitnya
melautlah tapak bangunan 11 September 2001
lalu apalagi yang mampu dikomenkan
kerana Sandy adalah sebuah utusan
di dalam ada warkah-Nya tercatat peringatan.
demikian Sandy
dan lain-lain taufan terus mencatatkan sejarah
meninggalkan warna-warna kesedihan dan kemuraman
memusnah dan melumpuhkan
- hadirnya adalah sebuah kemurkaan
pada kebathilan dan keangkuhan umat
padat dengan laknat
ingkar bertaubat
menapikan rahmat -
ya rabb
pada-Mu adalah terkumpul maha kebaikan
yang tiada dimiliki oleh makhluk angkuh
buta hati dan akal.
Abdullah Tahir - 31 Oktober 2012.
Tuesday, 23 October 2012
Tiada Pilihan
abu-abukah hidup ini
hingga tak lagi lawas menentukan arah
malam dan siang tiada terkesan
kebaikan dan keburukan serupa
tiada pilihan
semuanya jadi kesurupan
Abdullah Tahir
24 Oktober 2012
Monday, 22 October 2012
Peluit Telah Dibunyikan
peluit hayat tak pernah memberi tanda
bila saat berangkat menarik sauh nafas
ke sebuah destinasi pilihan
adalah tiada waktu mengemas diri
hanya taburan wangian kemboja
mengharumi kesedihan yang tepu
pada nisan bisu
sebagai tanda peluit telah dibunyikan.
Abdullah Tahir
20 Oktober 2012
Friday, 19 October 2012
Masih Ada Mengais Pasir
rinai hujan jatuh berderai
sejuknya mengusap saraf
bumi tak basah
katak resah kekeringan
mendayu di bawah tempurung
jejentik kehausan
nyamuk polos mengintai darah
maunya kelambu di bakar hangus
saat danau berselut sarap
bangunan bercakaran mendongak langit
busuk-busuk mengukir kaki jalanan
masih ada yang mengais pasir
menyungsung senja mencari wangian
pada segumpal cahaya mentari hari esok
andaipun rinai hujan mengabu harapan.
Abdullah Tahir - 20 Oktober 2012
Thursday, 11 October 2012
Sebuah Bisikan Ikhlas
itulah bisikan halus dan ikhlas
jelas dan bergema meresap mesra
pada setiap penjuru hati
menterjemah segugus makna
dalam erti berbangsa dan bernegara
tercanai pada lembar dan helai taat setia
bagi sebuah pegangan 'patriot sejati'
agar heningnya bagaikan air
tumpah meresap ke bumi
membasahkan kekeringan
lembab menyuburkan tanaman
menghijau memesrai pandangan
kekal berpintal bersama akal
mengadun wawasan sehingga pukal
sucinya mendaulatkan hati
berpayungkan awan rahmat
penuh kemuliaan dan berkat
ke mana lagi tumpahnya nawaitu
kalau tidak pada bumi dipijak langit dijunjung
perkukuhkan keyakinan diri
hujan emas di negeri orang hujan batu negeri sendiri
lalu hidupkan tekad bersendikan adat
adat bersendikan syara
syara bersendikan adat
berkampung bermukim dan bernegara
tajam menujah setiap penjuru hati
dan kitalah patriot sejati itu
yang nawaitunya hingga ke akhir hayat
Abdullah Tahir
12 Oktober 2012
dalam erti berbangsa dan bernegara
tercanai pada lembar dan helai taat setia
bagi sebuah pegangan 'patriot sejati'
agar heningnya bagaikan air
tumpah meresap ke bumi
membasahkan kekeringan
lembab menyuburkan tanaman
menghijau memesrai pandangan
kekal berpintal bersama akal
mengadun wawasan sehingga pukal
sucinya mendaulatkan hati
berpayungkan awan rahmat
penuh kemuliaan dan berkat
ke mana lagi tumpahnya nawaitu
kalau tidak pada bumi dipijak langit dijunjung
perkukuhkan keyakinan diri
hujan emas di negeri orang hujan batu negeri sendiri
lalu hidupkan tekad bersendikan adat
adat bersendikan syara
syara bersendikan adat
berkampung bermukim dan bernegara
tajam menujah setiap penjuru hati
dan kitalah patriot sejati itu
yang nawaitunya hingga ke akhir hayat
Abdullah Tahir
12 Oktober 2012
Tuesday, 25 September 2012
Mencipta Kesejahteraan Rakyat
dia peneroka ke depan
membersihkan segala kekeliruan
dengan jelas nyata setelah
negara ini mengamalkan sunnah
yang jitu lalu pada landasan
yang nawaitunya tidak goyah
satu dan satu lagi
menyingkap jalan yang lurus
tanpa ragu tekadnya semakin kukuh
pada baldatun tayibatun warabun ghafur
bermula dengan MIB
bertiti kepada zikir
membungkus kemas dengan segala macam falsafah
amalan segenap rakyat dan penduduknya
dengan kepercayaannya
tertancap kukuh pada bumi darussalam
akan semakin bergemalah
di setiap sudut hati dan nurani
peribumi yang berlindung di bawah payungnya
bahawa tiada akan ada lagi
antara kita terlepas tanggungjawab
pada mengesa-Nya
setelah titah suci dan murni
dari hatinya yang hening
dalam mencipta kesejahteraan rakyat
dan mencari syurga-Nya
agar bahagia di dunia
aman di akhirat
Abdullah Tahir
25 September 2012
Monday, 17 September 2012
Sekeping Roti Sebuah Negeri
ini sekeping roti
yang bergizi dan berkalori
rezeki dari Ilahi
kenapa mesti direbuti
mari kita nikmati
sama-sama berampiti
tak perlu berkelahi
di depan rezeki
jangan dihancuri roti ini
kita tangani
dengan akal dan budi
sama-sama kita rasai
waima semut melata di bumi
apalagi yang berakal manusiawi
ini sekeping roti
bagaikan sebuah negeri
tempat kita hidup dan mati
kenapa harus direbuti
mari kita tadbir dengan hati dan nurani
bersih dan suci
melalui firman dan hadis nabi
kembali kepada Ilahi
hormati ulil amri pemerintah negeri
yang adil lagi bestari
agar hidup kita diberkati
sebagai khalifah di dunia ini
tak akan selamanya kita di sini
kerana akhirat menanti
tempat kita diadili
seadil-adilnya oleh Ilahi
Abdullah Tahir
18 September 2012
Monday, 10 September 2012
Seharum Kesturi ii
Indera Buana siap menanti
Singgahsana Seharum Kesturi
Seorang puteri cantik berseri
Bak mentari bersinar pagi
Rinjis-rinjis di pilis
Di tepungi air mawar
Bersemayam seindah majlis
Di hati dan minda sukar di gambar
Tersusun jari mengatur doa
Inainya merah terlekat di jari
Pohon restu Pengantin Diraja
Kukuhkan iman tetapkan hati
Duduk bersanding mata menjeling
Terukir indah senyumnya puteri
Rakyat bersatu tak akan pangling
Saat bahagia tetap dinanti
Abdullah Tahir
11 September 2012
Seharum Kesturi
wanginya menyimbah seluruh negeri
sejarah akan tercatat lagi
perkahwinan di raja seorang puteri.
gendang dan titir turut dipalu
rakyat gembira setelah tahu
mulut menyebut hati terharu
memohon doa kepada yang Satu
semoga mempelai mendapat restu
bahagia dan rukun akan di tuju
sehingga kekal ke anak cucu.
bersemayam manis di singgah sana
perkahwinan di raja sungguh sempurna
ibarat malam bulan purnama
akan dikenang selama-lamanya.
Abdullah Tahir
8 September 2012
* Kutulis puisi ini sempena Istiadat Perkahwinan Puteri DiRaja
yang bakal menjelang tak berapa lama lagi.
Saturday, 8 September 2012
Restunya Menimang Sisa
apalah ertinya bunga-bunga mekar
ditaburi pada keringat bersalut lumpur
pada mereka yang mencurahkan setianya
sedang harum dan warnanya tersimpan
pada peti emas yang berkunci rapat
dan mereka tak akan bisa memanfaatnya
sedangkan mereka tiada jambangan dan ruang
meletakkan bunga-bunga yang semakin layu
meskipun masih ada tangkai kecut dan kering
kumbang dan rama-ramapun
tak akan sudi menyeri
kerana madu dan serinya
entah disembunyikan di mana
andaipun ditaburi pada pusara
air yang berlarut wangian
tetap saja mengasingkan diri
tidak akan ada kompromi
walau tujuan dan matlamatnya satu
janganlah direstui mereka menimang sisa
sedang bumi yang terhampar hijau
adalah amanah-Nya yang bukan tawar-tawaran
dan pada merekalah sebenarnya
kemanisan yang menjadi kemegahan
yang harum dan wanginya memenuhi ruang
pada hati dan fikir
pada mata dan rasa
pada yang melata dan merayap
yang rezekinya tetap terpahat
Abdullah Tahir
9 September 2012
Monday, 3 September 2012
Pengundang Hujan
di sini keadaan terasa panas dan rengsak
ketenteraman hati tergugah
bernanah meski tak parah
berdiri di atas tanah sendiri diusap gundah
bagaikan ada awan-awan hitam megah
menyusup pada ladang-ladang hijau
mengongsi warisan leluhur yang aman dan makmur
merubah alir sungai tenang yang damai
dengan arus yang bukan budaya jati
lingkungan pun gusar tidak sedia menadah tangan
bagaikan tsunami mengancam kota
yang terbina atas keringat berlandas keluarga
bermukim dan berkampung
bersalut adat dan budaya dari warisan
yang tak lapuk dik panas
tidak jua lekuk dik hujan
dan kini ada isyarat rengsak yang semakin dekat
merubah biasa yang teramali kukuh
bertaut satu demi satu dan padu
lalu akan bagaimanakah tanah yang kecil ini
untuk di halakan oleh pengemudinya
sedang dalam sampan yang sarat
ada yang mengundang hujan...?
Abdullah Tahir
4 September 2012
Thursday, 30 August 2012
telah ku coret bait-bait puitis menggebu
di muka buku
takkan kubisu
tatkala rindu
aku tau di bulan yang satu
ada bintang bertamu
dibawa bayu menghantar lagu
di sanalah cintaku lugu
putih dan syahdu
ada rindu di hujung helai rambutmu
saat kibarnya dicumbu angin
tersulamlah sebuah janji
dan lembar-lembar bicarapun terungkap manis
menghantarnya ke garis cinta
menadah seribu harap
bersama pelangi petang
pada noktah sebuah wangian syukur
Abdullah Tahir
29 Ogos 2012
Friday, 24 August 2012
Wednesday, 22 August 2012
sayang
renyai hujan telah teduh
matahari kembali bersinar
kulihat ada pelangi di matamu
kentalkan hatimu
meniti jalan yang berliku
tapaki onak dan duri setabah mungkin
bukan senang mencari bahagia
tak juga susah untuk mencari damai
betulkan nawaitumu
bahawa hidup ini mencari redha-Nya
bahawa hidup ini penuh pahala dan dosa
bahawa akhirat adalah destinasi terakhir
sebelum penentu ke syurga atau neraka
kiranya kau terserempak silap
belum terlambat menapak kebelakang
segerakan mengucap istighfar
Dia pasti mendengar
sayang
renyai hujan telah teduh
matahari telah bersinar
jangan biarkan matamu berpelangi
fukoskan hala tujumu
bahawa hidup ini
bukan waktunya berteka-teki
tentukan dirimu ke kanan atau ke kiri
kerana waktu pantas datang dan pergi
Abdullah Tahir
23 Ogos 2012 - 4 Ramadan 1433
Monday, 20 August 2012
Keampuhan Yang Pasti
Sabtu
pastinya bersama imanku
tak akan galau di hati
meski bulan
terlepas pandang
nawaituku kepada-Nya
ampuh
mencari Lailatul Qadar
Ahad
imanku tenang setenang-tenangnya
bulat sebulat-bulatnya
kepastian telah nyata
nawaituku kepada-Nya
ampuh
menggenapinya
Isnin
dan kemenangan itu akhirnya
hadir menghijau fitrah
bersama takbir dan tahmid
pada-Nya puji dan syukur
dan nawaituku kepada-Nya
ampuh
menunggu redha
Abdullah Tahir
20 Ogos 2012 - 1 Syawal 1433
....menjelang SYAWAL
tidak terasa waktu sebulan
kuberdoa kepada Ar Rahman
semoga bersua tahun hadapan
Syawal disambut penuh tawaduk
kepada-Mu hamba menunduk
jalan yang lurus minta di tunjuk
memohon yang baik dari yang busuk
Kepada rakan/sahabat yang dihormati
tangan kuhulur bersusun jari
andai ada tak menyenangkan hati
seikhlas hati mohon dimaafi
Abdullah Tahir
19 Ogos 2012 - 30 Ramadan 1433
Wednesday, 15 August 2012
Ada Ruang Yang Dimungkiri
Sunday, 12 August 2012
Sisa Iman Yang Berpuing
menyungsung waktu mencari lailatul qadar
di lewat malam berselimut khusyuk menghantar doa
mampukah sisa-sisa iman yang berpuing
mewarnai hidup yang semakin runcing
sedang waktu bengap mengejar nafas
dalam saat-saat galau bagaikan tak lepas
ditaburi rasa penuh was-was
wahai yang Maha Mengetahui
jalan apakah yang patut ditujui
sedang petunjuk-Mu telah jelas
dalam puing harap yang terbaki
kuserahkan zahir dan batin
dalam sebuah jasad entah bilakah tamat
pasrahku hingga kiamat
sesungguhnya hidup dan matiku
pada-Mu ya Rabb
Abdullah Tahir - 24 Ramadan 1433/13 Ogos 2012
Wednesday, 25 July 2012
Mereka Adalah Wira Hijau Yang Ditangisi
dikabuti rembas berjuta duka
masih tak mampu mengungguli kata hati
pada sebuah budi dan jasa
demikianlah dalam waktu-waktu singkat
saat gelap memayungi hati setiap warga
kita sempat kembali kepada-Nya
tanpa menyalahkan siapa
walau terhiris mencengkam bisa
bukankah takdir itu ada dimana-mana
yang hikmah dan manisnya
Dia saja yang tahu
dan kita di luar mampu
hanya bisa redha apa adanya
selain menghantar doa
bagi sebuah kedamaian dan keamanan
pada sebuah alam yang akan kita datangi jua
tanpa rasa paksa
mereka harum di sisi negara dan bangsa
kerana merekalah wira hijau
yang perginya di tangisi oleh siapa-siapa
-al fatihah-
Abdullah Tahir
26 Julai 2012
Saturday, 21 July 2012
membungkus kemas wangian doa
saat gamitan angin ramadan singgah
di dinding imanku yang rapuh
bersama terumbu cintaku kepada-Nya
dan akan kudupakan ruang kosong
yang hanya tinggal mengiringi hayat
yang tidak bisa kuhitung kapan
berakhirnya sisa-sisa jasad indah
membentuk egoku kepada-Nya.
tuhanku yang esa
kiranya buku amalku masih tergores
dengan jelaga dosa
mampukah kuputihkan semuanya
meski kutahu sungai kasih-Mu
terus mengalir tiada penghujung
membawaku ke lautan taubat terpampang luas
untuk dilayari semahuku
andaipun dedaki dosa enggan terpisah
terumbu cintaku kukuh bersama syahadah
mentauhid-Mu tanpa digugat cair.
Abdullah Tahir
22 Julai 2012
Wednesday, 11 July 2012
Tak Pernah Pupus
telah kuanyam bilah-bilah hari
dari daun-daun waktu yang kering
menjadikannya lembar harap
membungkus sisa kehidupan
yang semakin runcing menyungsung waktu
dan dalam sadarku
ada cicir ranting tersisa menggores sejarah
yang telah lama di luar fikirku
esok bukan lagi menjadi pohon indah
meski akar-akar harap
mencari nikmat membekal kekuatan
bagi sebuah kehidupan yang direncanakan
siapalah yang dapat meneka takdir
sedang kudrat itu ada pada-Nya
dan kita hanyalah pengusaha
ikhtiar yang tak pernah pupus
dengan kekuatan iman
bersenjatakan doa
penghijau di akhir hayat
Abdullah Tahir
11 Julai 2012
Sunday, 1 July 2012
Ke Puncak Wawasan
Menghitung lembar-lembar hari
Mengiringi jalanan matahari dan waktu
Dengan warna-warna kemajuan
Di atas sebuah tanah warisan yang kita ada
Agar berdiri sama tinggi duduk sama rendah
Dalam memertabatkan nama bangsa dan Negara
Demi kedaulatan raja dan rakyat
Yang cintanya tumpah ke bumi Brunei Darussalam.
Hulurkan tangan dan jari jemarimu
Kita tintakan sejarah anak bangsa Brunei
Menuju kesebuah lakaran wawasan
Dengan butir-butir emas dari wangian
Sukan dan olahraga dipersada dunia
Bahawa setiap denyut dan detak jantung
Bahawa setiap desah dan hembusan nafas
Bahkan setiap titis keringat membasah bumi
Adalah tinta yang tak akan pudar dan suram
Terhampar indah di kanvas kehidupan
Sebagai warisan dan restaan anak bangsa Brunei
Dan kitalah barisan hadapan yang menuju ke garis penamat
Bagi sebuah cita-cita tersemat di dada.
Langkah-langkah pantas dan tangkas
Cerdas
Berwibawa
Sehat
Berdisiplin
Bersumberkan iman dan taqwa
Adalah janji bagi sebuah jati diri
Untuk sampai ke puncak wawasan
Dan kitalah barisan hadapan
Menuju ke garis penamatnya.
Abdullah Tahir
28 Jun 2012
Tuesday, 5 June 2012
Pemegang Janji
sedekad berlalu
ketika senja memerah
kita di sini bicara, erti sebuah kehidupan
pada sebuah gagasan
mencari solusi
tentang kebahagian
jarak waktu telah mengajar kita
makna sebenar sebuah perjuangan
melalui lidah dan fikir
hanya anggota yang bisa membuktikan
bahawa kita masih di tapak yang sama
kita hanya terbentur oleh angan dan asakan
pada janji-janji yang tak pernah ada
bagaikan adunan indah
yang rasanya tiada beza
sekarang bukanlah waktu yang aman
meski kelilingmu terhias senyum dan tawa
bisakah kau mengerti
pada tubuhmu telah tumbuh kekelabuan
yang menyamarkan erti sebuah kejujuran
dalam membangun bangsa
yang salutnya terbena dari kertas yang rapoh
kita semestinya kembali
meladani firman-Nya
tanpa mengharap saksi dari yang kelabu
tekadkan saja pada hati
janjimu hanya kepada-Nya
kerana Dia pemegang janji
tak pernah sama
Abdullah Tahir
6 Jun 2012
Saturday, 19 May 2012
Tanpa Bersama-Mu
terasa kosong dan sepi
kehidupan hambar dan tawar
dibelenggu rasa resah tak berhujung
umpama pelayaran di tengah lautan
kematian angin dan terumbang ambing
dan selamanya Kau adalah segalanya
dengan kudrat dan iradah-Mu
siapalah aku di sisi-Mu
yang membetulkan diri adalah hak-Mu
dan yang memungkarkan diri
adalah aku yang dhaif dan lalai
sering mengkufuri nikmat-Mu.
hari-hari tanpa bersama-Mu
bak lelayang tanpa tali
terjauh dari rahmat dan berkah-Mu
berikan ruang dan waktu
bagiku membetulkan diri
membasahkan lidah dan bibirku
dengan memuji keagungan-Mu
mencintai-Musetiap saat
hingga ke hujung hayat
Abdullah Tahir
20 Mei 2012
Wednesday, 16 May 2012
Kitalah Pewarnanya
menadah tangan mengiring doa
dalam kesepakatan yang tak terduga
kita berjaya menempuhnya
melalui idea dan kekuatan raga
bersatu menjelmakan cita
demi sebuah kampung yang kita warganya
meski dalam suka dan duka
kita akan terus berdiri
menanai harga diri sejati
dan kitalah pewarnanya
mencorak kanvas kampung
akan ke mana di bawa
dan setiap kita ada wajah-wajah ceria
yang setiap hati dan cita
terus mencari sesuatu yang berguna
biarlah pelangi akan terus merentang
pada setiap kita yang cintanya
tumpah dan setia pada kampung bernama - Danau.
Abdullah Tahir
16 Mei 2012
Monday, 14 May 2012
Seiris Simpati
tak 'kan terbina sebuah kebahagiaan
di atas hamparan pasir
yang berderai dan gersang
selagi ombak ganas terus mencumbu pantai
selagi hangatnya mentari membakar pasir
bersama gisilan deru angin
membias setiap butir pasir kering
bagaikan tentera patuh
membidik peluru buta kessetiap penjuru
bersalutkan nafsu amarah yang derita
andaipun bening malam menghidu niat
akan terlahirkah keindahan pada sebuah tangis
yang membendung harap
sedang suamnya air mata terus simbah
menyatu ruang sabar yang sarat dengan doa
pintanya lahirlah cinta walau seiris simpati
menghapus derita para warga
yang wajahnya setia
mengusung nafas
ke hujung hayat
Abdullah Tahir
Cermin
cermin
kejujuranmu
kesetiaanmu
keamanahanmu
bahkan kebisuanmu
adalah pendamping
yang disenangi
kau adalah
penyimpan rahsia
mengatasi manusia
didadamu
ada cerita
yang hanya kau dan aku tahu
selain-Nya.
Abdullah Tahir
Saturday, 14 April 2012
Sunday, 25 March 2012
Thursday, 22 March 2012
Thursday, 8 March 2012